Pages

July 3, 2013

Akhir Juni 2013



Di penghujung akhir Juni, malam pun masih terasa sunyi. Hanya terdengar jeritan jangkrik dan katak. Ayah dan ibu serta adik-adik juga sudah tidur dengan lelapnya. Bingung juga ingin melakukan apa. Acara tv juga tidak ada yang menarik. Hanya sinetron-sinetron yang tidak jelas bagaimana alur kisahnya. Ya sudahlah, kuputuskan untuk merebahkan badan saja. Mengambil telepon genggam dan membukanya. Terdapat 3 sms dan 33 whatsapp. Jangan kaget, itu hanya whatsapp dari grup kelas dan satu lagi dari sahabatku. Biasalah kalau grup kelas pasti ramai karena banyak anggotanya. Done! Semua pesan sudah aku balas, kecuali yang grup kelas karena seringnya yang berada di situ hanya anak laki-laki saja. Dan aku tidak paham dengan apa yang mereka bahas. 

Kemudian aku mengambil headset yang berada di atas meja, memakainya dan langsung menuju music player. Lagu pertama yang aku putar adalah Life is Like a Boat. Kenapa memilih lagu ini? Jawabannya singkat, karena sesuai dengan keadaanku sekarang. Coba saja hayati liriknya, pasti kau juga akan menyukainya. 

Nobody knows who I really am
I’ve never felt this empty before
And if I ever need someone to come along
Who’s gonna comfort me and keep me strong?
We are all rowing the boat of fate the waves keep on coming
And we can’t escape
But if we ever got lost on our way
The waves will guide you through another day

Sambil mendengarkan musik, aku membuka opera mini yang ada di telepon genggamku. Membuka twitter » membaca timeline » membuka mention » stalking » close tab. Membuka facebook » membaca home dan... wow, mataku terasa panas. Ada status salah satu teman yang menggunakan bahasa kebun binatang. Dan ternyata dia adalah orang yang sama. Orang yang dulu pernah dekat denganku, bahkan lebih dari sekadar teman. Dari dulu dia memang sering memposting status yang kurang layak untuk diketahui oleh umum. Aku ingat, ada beberapa orang yang pernah menyuruhku agar dia tidak memposting status yang tidak perlu itu. Dan dulu aku mengurungkan niatku untuk menasihatinya karena dia baru melakukannya sekali. Tapi kali ini aku ingin membuatnya berubah menjadi lebih baik. Aku tidak ingin dia dibenci oleh teman-temanku dan bahkan saudara-saudaraku hanya karena postingan statusnya. Karena bagaimana pun aku pernah bersamanya, walau itu sudah dahulu kala. 

Langsung saja aku me-minimize operamini dan kubuka new message. Sebenarnya aku ragu-ragu melakukan ini. Aku takut dia salah paham. Aku tidak ingin dia menganggapku sok menjadi guru baginya atau bagaimanalah. Ya tapi ini demi kebaikannya juga kan? Memulai mengetik, delete, ketik lagi delete lagi dan seterusnya. Aku bingung bagaimana menasihatinya. Finally, sending text message. And the report is.... delivered. 

Oh tidak. Apa yang sudah aku kirimkan padanya. Bagaimana jika dia membalas dengan tidak baik. Bagaimana jika dia marah padaku. Bagaimana jika. Tidak lama kemudian ada pesan singkat masuk. Ternyata, benar. Dia melontarkan kalimat yang tidak menyenangkan bagiku. Sepertinya dia tersinggung dan marah. Balasan yang secara tidak langsung menyuruhku untuk menjauhinya dan bahkan memusuhinya.
Dan... aku menitikkan air mata. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Mengapa dia begitu marah padaku? Apakah aku salah karena telah menasihatinya? Menyesal karena sudah menasihatinya? Tidak. Membenci dia yang sepertinya egois? Tidak. Lantas mengapa? Tidak tahu. Ada perasaan yang sulit untuk dijelaskan melalui tulisan ini.

Kau datang menggali kenangan
Menghidupkan rasa yang pernah ada
Karena aku masih mengingatmu
Masih menunggumu
Takkan berubah
Semua perbedaan membuat kita jauh
Jadikan malam semakin tak berarti
Aku ingin selalu berharap walaupun kau selalu tak ada di sini
Karena aku masih mengingatmu
Masih menunggumu
Takkan berubah
Karena kita masih terus berharap
Walau takkan mudah
Untuk bersama

Dalam situasi seperti ini, lagu Drive - Karena Kita mengalun merdu di telingaku. Melengkapi tangisanku saat ini. Dan seketika aku dilempar kembali ke masa lampau. Masa bersamanya. Salah satu masa yang indah selama hidupku. Tapi, mungkin sekarang aku harus mengubur perasaan itu. 

Untukmu, jika kamu memang menyuruhku untuk tidak berteman lagi, yasudah aku akan pergi. Tetapi walaupun aku pergi, aku akan tetap mengawasimu dari jauh. Apakah kamu tahu? Hingga saat ini aku masih belum bisa melupakanmu. Aku masih belum bisa membuka hati untuk orang lain. Ingatlah ini. Di sini, walau dalam keadaan kau sedang membenciku, aku masih tetap mencintaimu. Jika kau tetiba merindukanku, datanglah padaku. Tenang saja, aku tidak akan membencimu. Aku hanya ingin berhenti untuk saling menyakiti. See you there :')