Pages

July 3, 2013

Aku Telah Lelah Menanti


"Kamu masih tetap akan menantinya?" 

Tanya rembulan tiba-tiba. Mengagetkanku yang sedang melihat ikan-ikan kecil di akuarium. Aku langsung menolehkan wajahku kepadanya. 

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Ayo jawab," desaknya. 

Aku memalingkan wajah dan kembali melihat ikan yang berwarna-warni sambil memikirkan jawaban dari pertanyaan rembulan tentang penantian. 

"Hei kenapa malah tidak menjawab. Mau sampai kapan kau akan menantinya?" 

Aku tetap terdiam. Aku menundukkan kepala dan menjawab.

“Sepertinya iya. Sampai aku menemukan suatu titik kepastian darinya.”
"Jika tidak ada kepastian?"
"Yasudah, mau bagaimana lagi. Aku akan melupakannya. Aku akan mencari seseorang yang mampu membahagiakanku."
"Kenapa tidak sekarang saja kau melepaskannya?"
"Karena aku masih menyayanginya."
"Hei dengar, kau memang masih menyayanginya. Tetapi bagaimana dengan dia, apakah dia menyayangimu?"

Aku masih menundukkan kepalaku. Iya ya, memangnya dia menyayangiku? Sepertinya tidak. Buktinya dia tidak peduli terhadapku. Membalas pesan saja sangat singkat. Mungkin dia menganggapku hanyalah masa lalunya yang suram.

"Mengapa kau masih merangkul orang yang sudah tidak menyayangimu lagi?," lanjutnya, "Kau ini hanya berlaku kejam terhadap dirimu."
"Berlaku kejam bagaimana?" aku langsung bertanya.
"Kau tidak tegas terhadap dirimu. Kau seperti orang yang plin-plan. Kau ingin menyayanginya tetapi kau menyakiti dirimu sendiri. Janganlah hanya selalu menanti, tetapi kejarlah, berlarilah. Jika memang kau sudah tak sanggup, bergeraklah menuju orang lain. Tidakkah kau menyadari, banyak lelaki di sana yang juga mecintai dan menantimu? Tetapi kau malah menolak mereka demi dia yang jelas-jelas tidak menyayangimu lagi," jawab Rembulan.

Aku menangis. Meresapi kalimat-kalimat yang terlontar dari bibir rembulan. Ternyata benar apa yang dikatakannya. Mengapa juga aku harus terus-terusan menanti sesuatu yang tidak pasti. Menanti hanya kegiatan yang melelahkan. Mengintainya dari bilik dunia maya juga hanya membuatku sakit saja.

"Sudahlah. Jangan menangis lagi. Lihat lagi akuarium itu. Ikan-ikan memandangimu. Apakah kau tidak malu kepada mereka? Wajahmu menjadi jelek kalau kau menangis seperti itu. Tersenyumlah." 

Aku mengangkat wajahku. Melihat ikan-ikan bermain. Aku tersenyum. Aku kagum. Mereka berlari dan berkejaran, menangkap satu sama lain. Memiliki berbagai corak warna dan selalu merasa bahagia. Sedangkan aku? Hanya sedih dan sedih yang kurasakan. Aku sangat malu.

"Sekarang, masuk dan tidurlah. Hari sudah larut. Masih banyak kegiatan yang dapat kau lakukan esok hari." 

Aku pun berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada Rembulan. Bergegas masuk rumah dan mengunci pintu. Menuju kamar dan bertekad.

"Mulai sekarang, aku tidak akan menantimu lagi. Aku akan mencari seseorang yang lebih baik dari dirimu. Selamat malam." 

Dan aku pun terlelap. Berharap matahari masih dapat tersenyum kepadaku.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan komentar kamu :D