Pages

September 15, 2013

Pesona Lereng Gunung Ungaran: Curug Benowo dan Curug Lawe

Jadi gini. Seminggu yang lalu, 7-8 September 2013, sekolahku ada kegiatan Pengenalan Alam (PA). PA itu adalah salah satu program kerjanya Resmaepala yang ditujukan untuk adik kelas baru. Berhubung saya sudah kelas XI, jadi yaa saya hopeless banget dong. Itu kan acara buat kelas X, masa saya ikut? Eh tapi ke-hopeless-an saya itu berubah seketika lhooo. Ternyata eh ternyata, yang kelas XI itu juga boleh ikut. Alhamdulillah sekali, weekend saya kali ini terisi dengan kegiatan yang bermakna. Bangga bingit deh pokoknya. Sabtu malam saya juga menjadi tidak suwung. Maklumlah, saya kan jomblo. Tapi inget, saya bukan jomblo ngenes lho yaaa. Walaupun jomblo, tapi saya tetap selalu bahagia dan bebas sentosa =)

Oke lanjut. Tempat tujuan PA kali ini adalah Curug Lawe dan Curug Benowo. Awalnya saya enggak tahu di mana letak curug tersebut. Duh, parah banget deh. Padahal aku ki wong Semarang, mosok rak ngerti Curug Lawe lan Curug Benowo kui ana ing ngendi-_- Yaah okedeh, untuk menjawab ke-kudet-an dan ke-kepo-an saya, maka saat itu juga saya langsung browsing. Ooo ternyata Curug Lawe dan Curug Benowo itu ada di lereng Gunung Ungaran, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Ehm, bentar-bentar. Saya memutar otak. Wah lereng gunung ya? Brarti saya harus mendaki? Dan yang pasti capek dong? Duh gimana ini, saya menjadi ragu. Saya pun browsing lagi. Saya ingin tahu bagaimana keadaan di daerah sana, berapa jarak tempuhnya, bagaimana kalau saya tiba-tiba kebelet, apakah pesawat saya juga bisa masuk ke dalam hutan, dll. Hahaa, berlebihan kah kalau saya bertanya seperti itu? Ahh nggak juga kok. Kan demi keselamatan. Kata pepatah, "Malu bertanya sesat di jalan." Nah, karena saya tidak punya malu mau tersesat, maka lebih baik saya bertanya. 

And finally, saya pun memutuskan untuk mengikuti kegiatan ini.


***
First Day 

Kami berangkat ke TKP sekitar pukul empat sore dengan menaiki sebuah truk. For your info aja nih. Saya itu baru kali pertamanya naik di atas bak truk. Dan ternyata rasanya itu.... seru banget lhoo wkwkwk. Apalagi ditambah guyonan dari para peserta. Hahaduh kocak, bikin perut saya kram-_-

Perjalanan kami ke curug itu melalui Gunung Pati. Saya tidak begitu tahu tentang rutenya. Tanya saja sama Mbah Google, pasti beliau tau kok. Oya, jalan menuju ke sini itu naik, turun, dan juga berkelak-kelok. Saya sempat mau jatuh saat berdiri di bak truk. Badan saya saja juga ‘ndoyong’ ke sana kemari. Tapi alhamdulillah, tidak ada setengah jam kami pun sampai di pos dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Lhoh kok pos? Iya, jadi sebelum menuju ke dua curug tersebut itu ada pos penjagaannya. Di situ kayaknya buat bayar tiket deh. Tapi saya kurang tahu bayar berapa. Karena semuanya sudah diurusi oleh Resmaepala. Jadi ya, kami langsung ngejalanin aja. Huehehe. Setelah sampai, ternyata kami masih harus menunggu sekitar satu jam karena kakak-kakak alumni ada yang belum datang.__.




Setelah semuanya lengkap, sekitar pukul setengah enam, kami memutuskan untuk berjalan. Saat awal perjalanan, kami disuguhi pohon cengkeh yang berada di kanan kiri kami. Jalanan di antara pohon cengkeh di sini menanjak dan cukup berbatu, sangat berhasil membuat saya ngos-ngosan untuk yang pertama kalinya. Setelah sekitar seratus meter berjalan, kami menemukan petunjuk arah pada sebuah pohon. Kami berbelok ke kiri dan menuruni jalan tersebut hingga menemukan sebuah jalan. Lebar jalan yang akan kami lalui hanya sekitar 30 cm lho pemirsa. Padahal di kanan kita itu ada sungai irigasi dan di kiri kita itu ada jurang yang sangat dalam. Bahaya kan, bisa jatuh ke jurang atau ke sungai irigasinya. Konstruksi jalannya juga berubah-ubah. Kadang berkelok, kadang berundak, kadang juga berlubang. Jadi jalannya harus satu-satu.  Harus ekstra hati-hati dan konsentrasi. Jangan bercandaan dan jangan pernah ngalamun sedikitpun, apalagi ngalamun memikirkan saya :P

Waktu terus berjalan. Hari pun semakin gelap. Sepertinya kami harus mengeluarkan senter untuk penerangan. Karena kalau tidak menggunakan penerangan, kami tidak bisa melihat jalan. Oiya, di jalan ini kami juga menemukan bendungan dan jembatan kayu dengan pegangan besi yang terlihat kokoh. Di bawah jembatan tersebut ada sungai yang mengalir. Saya tersenyum sendiri saat teringat teman-teman berteriak secara bersamaan untuk mengingatkan peserta lain di belakang kami. “Awas hati-hati ada lubang!” “Awas ada tangga naik!“ “Habis ini belok ke kanan.” “Hati-hati jalan menyempit!” dll. Saat itu, suasana pun benar-benar riuh seketika.

Setelah lebih dari satu jam berjalan dengan kecepatan santai, akhirnya kami sampai di tenda-tenda yang sudah disiapkan oleh anggota resmaepala sebelumnya. Sesampainya di perkemahan, saya langsung memasukkan tas punggung ke dalam tenda dan mengeluarkan sandal jepit untuk berwudhu. Lhoh? Wudhunya emang di mana? Nah, di dekat tenda kami itu ada sebuah sungai. Ya walaupun di alam terbuka seperti ini, kita nggak boleh lupa sama Sang Pencipta kan? Jadi di sini kita juga tetep harus sholat. Mensyukuri segala sesuatu yang sudah diberikan Allah kepada kita. Air di sungai ini itu bener-bener dingin, tapi jernih dan seger banget deh. Bisa buat wudhu, mandi dan mencuci. Hati-hati, karena arus sungainya deras. Sandal saya saja sampai hanyut terbawa arus. Tapi beruntung ada teman saya yang mengambilkan. Oiya, di sungai ini juga banyak pacet/lintah. Jadi untuk jaga-jaga, bawa tembakau atau garam untuk mengusir dia yaaa :D

Acara selanjutnya setelah sholat adalah api unggun. Acara pertama saat api unggun itu makan malam. Dalam keadaan seperti ini, apalagi ditemani para sahabat, walaupun lauknya itu sederhana, tapi rasanya tetep uenak. Nggak ada 10 menit makanan saya sudah lenyap. Bahkan saya masih merasa kurang. Wkwk duh ternyata saya rakus sekali._.

Acara kedua setelah makan adalah perkenalan. Di sini itu disuruh perkenalan satu-satu. Pertama, perkenalan dari anak resmaepala. Mereka nyebutin nama lengkap sama nama rimbanya. Nama rimbanya keren, artinya juga keren. Terus setelah itu perkenalan para peserta PA dan alumni resmaepala. Pas perkenalan itu juga disuruh menyebutkan seorang artis yang pengen dinikahin. Ehm saya bingung, sejujurnya saya tidak mau jika nikah dengan artis. Mending saya nikahnya sama kamu aja deh, hihii :3 Oiya, pas perkenalan, celana trainingku bolong sekitar 3 mm lho gara-gara kena percikan api unggun-_-.
(foto saat api unggun menyusul)
Nah setelah sudah perkenalan semua, sebenarnya mau ada permainan truth or dare juga sih. Tapi berhubung hari sudah sangat larut, maka truth or dare nya nggak jadi. Dan  acara penutup untuk hari ini adalah bobok imut untuk menampung tenaga supaya kuat untuk perjalanan ke curug esok hari.
***
Second Day 

Karena saya bukan tipe orang yang mahir mendeskripsikan suatu tempat secara detail, maka pada hari kedua ini saya lebih banyak nge-share foto ketimbang cerita. Jadi kalau emang penasaran, yaa silakan saja ke sini :p

Saya bangun pukul lima. Dilanjutkan dengan sholat subuh. Kemudian foto-foto. Menikmati suasana alam yang diberikan Sang Pencipta. Menghirup segarnya udara pagi. Mendengarkan gemricik air. Aaah, subhanallah, indah banget deh pokoknya :)



Setelah foto-foto, kami langsung melakukan stretching. Terus makan mie goyeng sama minum energen. Yang bikinin makan sama minum itu anak resmaepala. Yang nyuci piring, gelas dan sendok juga anak resmaepala. Pokoknya terima kasih deh buat resmaepala huehee :D

Setelah perut terisi, kami pun segera melakukan persiapan. Menata barang-barang dan merobohkan tenda. Mempersiapkan segalanya.


Wokaaay! Perjuangan kami dimulai. Pertama, kami mengunjungi Curug Benowo. Kata teman resma saya, “Medannya gampang kok.” Tapi menurut saya rutenya itu yaa lumayan. Yang pasti nyeberangi sungai dan nglewati jembatan kayu. Terus jalannya itu naik turun. Musti manjat-manjat dulu. Setelah sekitar setengah jam berjalan, alhamdulillah...sampai juga di curug pertama. View nya keren. Cipratan airnya ke mana-mana. Tapi kami sudah diberi tahu jangan di bawah air terjunnya persis. Soalnya nanti takutnya kalau tiba-tiba ada batu atau benda apapun yang jatuh. Kan nggak lucu kalau pas lagi seneng-seneng, eh, malah ketimpa batu dari atas. Jadi, turuti saja nasehat para sesepuh.

Setelah bernarsis ria di Benowo, kami langsung menuju ke Curug Lawe. Kami memilih jalan tembus. Jadi, dari Curug Benowo itu langsung belok kanan. Duh tapi ternyata, medannya itu tambah berat. Jalanan juga licin. Batuannya ada lumut dan airnya. Kalau nggak hati-hati bisa kepleset. Padahal di sebelah kanan ada jurang. Yah menurutku, pokoknya perjalanan ke Curug Lawe ini beneran perjuangan deh kalau dari Curug Benowo. Jalannya itu kalau nggak naik banget ya turun banget. Saya dan teman-teman sampai ngesot gitu kayak bermain plosotan awkawk. Di sini kami juga ngelewati tanah yang gembur. Teman yang tepat berada di depan saya itu sampe terpeleset nyaris masuk ke jurang. Saya yang di belakang otomatis takut dan deg-degan. Bener-bener sport jantung deh. Bingung harus gimana. Tapi untung ada kakak alumni yang membantu. Fiuuh, alhamdulillah, untung enggak terjadi apa-apa.


Oiya, waktu perjalanan ke Lawe itu juga ada pohon yang tumbang._. kami juga nglewati sungai dan jembatan lagi. Aduh pokoknya ya gitudeh, rasakan saja sendiri. Apalagi sambil membawa beban berat di punggung, susah deh untuk menjaga keseimbangan. Waktu perjalanan ke Lawe itu kerasa lama bangeeeet. Tapi setelah sampai, perasaan pun kembali lega. Walaupun Curug Lawe terkesan ‘nyeremin’ karena gelap, tapi tetep bisa menghilangkan lelah kok :D




Wokaay sudah puas. Saatnya pulang ke rumah. Eh tapi masih tetep jalan lumayan jauh ding. Kaki saya sudah mulai gemetar lhoo. Sempet mau jatuh ke jurang juga karena badan kurang seimbang. Mungkin juga faktor kecapekan kali yaa :v
Yaudah, segitu dulu deh cerita dari saya, capek ngetik :p

Pokoknya buat orang Semarang maupun yang mau pergi ke Semarang dan memiliki jiwa petualang, jangan lupa buat mampir ke sini yaa. Saya jamin nggak bakal nyesel deh. Capek-capeknya bakal hilang seketika setelah memandang dan merasakan keindahan pesona Curug Benowo dan Curug Lawe. Eh tapi kalau ke sini jangan lupa juga buat ngajak saya lhooo hehehee :P

6 comments:

  1. Replies
    1. ambil di sie dokumentasinya sana~ eh apa mau tak mintain ke adeknyaa :P

      Delete
  2. Replies
    1. angkatan 32-34 kak. ada alumni jg, tp saya kurang tau angkatan brp, soalnya saya bkn anggota resma. hehee.

      Delete
  3. Widih seru banget tuh bisa jalan-jalan sama teman-teman dan air terjunnya bikin pikiran fresh tuh kalau bisa menikmati keindahan alam di sana juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener banget. bisa menikmati hasil karya-Nya. ayoo makanya mampir ke sini :D

      Delete

Sampaikan komentar kamu :D