Jadi gini. Seminggu yang lalu, 7-8
September 2013, sekolahku ada kegiatan Pengenalan Alam (PA). PA itu adalah
salah satu program kerjanya Resmaepala yang ditujukan untuk adik kelas baru.
Berhubung saya sudah kelas XI, jadi yaa saya hopeless banget dong. Itu kan acara buat kelas X, masa saya ikut?
Eh tapi ke-hopeless-an saya itu
berubah seketika lhooo. Ternyata eh ternyata, yang kelas XI itu juga boleh
ikut. Alhamdulillah sekali, weekend
saya kali ini terisi dengan kegiatan yang bermakna. Bangga bingit deh pokoknya.
Sabtu malam saya juga menjadi tidak suwung. Maklumlah, saya kan jomblo. Tapi
inget, saya bukan jomblo ngenes lho yaaa. Walaupun jomblo, tapi saya tetap
selalu bahagia dan bebas sentosa =)
Oke lanjut. Tempat tujuan PA kali ini
adalah Curug Lawe dan Curug Benowo. Awalnya saya enggak tahu di mana letak
curug tersebut. Duh, parah banget deh. Padahal aku ki wong Semarang, mosok rak
ngerti Curug Lawe lan Curug Benowo kui ana ing ngendi-_- Yaah okedeh, untuk
menjawab ke-kudet-an dan ke-kepo-an saya, maka saat itu juga saya langsung browsing. Ooo ternyata Curug Lawe dan
Curug Benowo itu ada di lereng Gunung Ungaran, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran
Barat, Kabupaten Semarang. Ehm, bentar-bentar. Saya memutar otak. Wah lereng
gunung ya? Brarti saya harus mendaki? Dan yang pasti capek dong? Duh gimana ini,
saya menjadi ragu. Saya pun browsing
lagi. Saya ingin tahu bagaimana keadaan di daerah sana, berapa jarak tempuhnya,
bagaimana kalau saya tiba-tiba kebelet, apakah pesawat saya juga bisa masuk ke
dalam hutan, dll. Hahaa, berlebihan kah kalau saya bertanya seperti itu? Ahh
nggak juga kok. Kan demi keselamatan. Kata pepatah, "Malu bertanya sesat
di jalan." Nah, karena saya tidak punya malu mau tersesat, maka
lebih baik saya bertanya.
And finally, saya pun memutuskan untuk
mengikuti kegiatan ini.
***
First Day
Kami berangkat ke TKP sekitar pukul empat sore dengan menaiki sebuah truk. For your info aja nih. Saya itu baru kali pertamanya naik di atas bak truk. Dan ternyata rasanya itu.... seru banget lhoo wkwkwk. Apalagi ditambah guyonan dari para peserta. Hahaduh kocak, bikin perut saya kram-_-
Kami berangkat ke TKP sekitar pukul empat sore dengan menaiki sebuah truk. For your info aja nih. Saya itu baru kali pertamanya naik di atas bak truk. Dan ternyata rasanya itu.... seru banget lhoo wkwkwk. Apalagi ditambah guyonan dari para peserta. Hahaduh kocak, bikin perut saya kram-_-
Perjalanan kami ke curug itu melalui
Gunung Pati. Saya tidak begitu tahu tentang rutenya. Tanya saja sama Mbah
Google, pasti beliau tau kok. Oya, jalan menuju ke sini itu naik, turun, dan
juga berkelak-kelok. Saya sempat mau jatuh saat berdiri di bak truk. Badan saya
saja juga ‘ndoyong’ ke sana kemari. Tapi alhamdulillah, tidak ada setengah jam
kami pun sampai di pos dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Lhoh kok pos? Iya, jadi
sebelum menuju ke dua curug tersebut itu ada pos penjagaannya. Di situ kayaknya
buat bayar tiket deh. Tapi saya kurang tahu bayar berapa. Karena semuanya sudah
diurusi oleh Resmaepala. Jadi ya, kami langsung ngejalanin aja. Huehehe. Setelah
sampai, ternyata kami masih harus menunggu sekitar satu jam karena kakak-kakak
alumni ada yang belum datang.__.
Setelah semuanya lengkap, sekitar pukul setengah enam, kami memutuskan untuk berjalan. Saat awal perjalanan, kami disuguhi pohon cengkeh yang berada di kanan kiri kami. Jalanan di antara pohon cengkeh di sini menanjak dan cukup berbatu, sangat berhasil membuat saya ngos-ngosan untuk yang pertama kalinya. Setelah sekitar seratus meter berjalan, kami menemukan petunjuk arah pada sebuah pohon. Kami berbelok ke kiri dan menuruni jalan tersebut hingga menemukan sebuah jalan. Lebar jalan yang akan kami lalui hanya sekitar 30 cm lho pemirsa. Padahal di kanan kita itu ada sungai irigasi dan di kiri kita itu ada jurang yang sangat dalam. Bahaya kan, bisa jatuh ke jurang atau ke sungai irigasinya. Konstruksi jalannya juga berubah-ubah. Kadang berkelok, kadang berundak, kadang juga berlubang. Jadi jalannya harus satu-satu. Harus ekstra hati-hati dan konsentrasi. Jangan bercandaan dan jangan pernah ngalamun sedikitpun, apalagi ngalamun memikirkan saya :P
Setelah semuanya lengkap, sekitar pukul setengah enam, kami memutuskan untuk berjalan. Saat awal perjalanan, kami disuguhi pohon cengkeh yang berada di kanan kiri kami. Jalanan di antara pohon cengkeh di sini menanjak dan cukup berbatu, sangat berhasil membuat saya ngos-ngosan untuk yang pertama kalinya. Setelah sekitar seratus meter berjalan, kami menemukan petunjuk arah pada sebuah pohon. Kami berbelok ke kiri dan menuruni jalan tersebut hingga menemukan sebuah jalan. Lebar jalan yang akan kami lalui hanya sekitar 30 cm lho pemirsa. Padahal di kanan kita itu ada sungai irigasi dan di kiri kita itu ada jurang yang sangat dalam. Bahaya kan, bisa jatuh ke jurang atau ke sungai irigasinya. Konstruksi jalannya juga berubah-ubah. Kadang berkelok, kadang berundak, kadang juga berlubang. Jadi jalannya harus satu-satu. Harus ekstra hati-hati dan konsentrasi. Jangan bercandaan dan jangan pernah ngalamun sedikitpun, apalagi ngalamun memikirkan saya :P
Waktu
terus berjalan. Hari pun semakin gelap. Sepertinya kami harus
mengeluarkan senter untuk penerangan. Karena kalau tidak menggunakan
penerangan, kami tidak bisa melihat jalan. Oiya, di jalan ini kami juga
menemukan bendungan dan jembatan kayu dengan pegangan besi yang terlihat kokoh.
Di bawah jembatan tersebut ada sungai yang mengalir. Saya tersenyum sendiri
saat teringat teman-teman berteriak secara bersamaan untuk mengingatkan peserta
lain di belakang kami. “Awas hati-hati ada lubang!” “Awas ada tangga naik!“
“Habis ini belok ke kanan.” “Hati-hati jalan menyempit!” dll. Saat itu, suasana
pun benar-benar riuh seketika.
Setelah lebih dari satu jam berjalan dengan kecepatan santai, akhirnya kami sampai di tenda-tenda yang sudah disiapkan oleh anggota resmaepala sebelumnya. Sesampainya di perkemahan, saya langsung memasukkan tas punggung ke dalam tenda dan mengeluarkan sandal jepit untuk berwudhu. Lhoh? Wudhunya emang di mana? Nah, di dekat tenda kami itu ada sebuah sungai. Ya walaupun di alam terbuka seperti ini, kita nggak boleh lupa sama Sang Pencipta kan? Jadi di sini kita juga tetep harus sholat. Mensyukuri segala sesuatu yang sudah diberikan Allah kepada kita. Air di sungai ini itu bener-bener dingin, tapi jernih dan seger banget deh. Bisa buat wudhu, mandi dan mencuci. Hati-hati, karena arus sungainya deras. Sandal saya saja sampai hanyut terbawa arus. Tapi beruntung ada teman saya yang mengambilkan. Oiya, di sungai ini juga banyak pacet/lintah. Jadi untuk jaga-jaga, bawa tembakau atau garam untuk mengusir dia yaaa :D
Acara selanjutnya setelah sholat adalah api unggun. Acara pertama saat api unggun itu makan malam. Dalam keadaan seperti ini, apalagi ditemani para sahabat, walaupun lauknya itu sederhana, tapi rasanya tetep uenak. Nggak ada 10 menit makanan saya sudah lenyap. Bahkan saya masih merasa kurang. Wkwk duh ternyata saya rakus sekali._.
Acara kedua setelah makan adalah perkenalan. Di sini itu disuruh perkenalan satu-satu. Pertama, perkenalan dari anak resmaepala. Mereka nyebutin nama lengkap sama nama rimbanya. Nama rimbanya keren, artinya juga keren. Terus setelah itu perkenalan para peserta PA dan alumni resmaepala. Pas perkenalan itu juga disuruh menyebutkan seorang artis yang pengen dinikahin. Ehm saya bingung, sejujurnya saya tidak mau jika nikah dengan artis. Mending saya nikahnya sama kamu aja deh, hihii :3 Oiya, pas perkenalan, celana trainingku bolong sekitar 3 mm lho gara-gara kena percikan api unggun-_-.
Setelah lebih dari satu jam berjalan dengan kecepatan santai, akhirnya kami sampai di tenda-tenda yang sudah disiapkan oleh anggota resmaepala sebelumnya. Sesampainya di perkemahan, saya langsung memasukkan tas punggung ke dalam tenda dan mengeluarkan sandal jepit untuk berwudhu. Lhoh? Wudhunya emang di mana? Nah, di dekat tenda kami itu ada sebuah sungai. Ya walaupun di alam terbuka seperti ini, kita nggak boleh lupa sama Sang Pencipta kan? Jadi di sini kita juga tetep harus sholat. Mensyukuri segala sesuatu yang sudah diberikan Allah kepada kita. Air di sungai ini itu bener-bener dingin, tapi jernih dan seger banget deh. Bisa buat wudhu, mandi dan mencuci. Hati-hati, karena arus sungainya deras. Sandal saya saja sampai hanyut terbawa arus. Tapi beruntung ada teman saya yang mengambilkan. Oiya, di sungai ini juga banyak pacet/lintah. Jadi untuk jaga-jaga, bawa tembakau atau garam untuk mengusir dia yaaa :D
Acara selanjutnya setelah sholat adalah api unggun. Acara pertama saat api unggun itu makan malam. Dalam keadaan seperti ini, apalagi ditemani para sahabat, walaupun lauknya itu sederhana, tapi rasanya tetep uenak. Nggak ada 10 menit makanan saya sudah lenyap. Bahkan saya masih merasa kurang. Wkwk duh ternyata saya rakus sekali._.
Acara kedua setelah makan adalah perkenalan. Di sini itu disuruh perkenalan satu-satu. Pertama, perkenalan dari anak resmaepala. Mereka nyebutin nama lengkap sama nama rimbanya. Nama rimbanya keren, artinya juga keren. Terus setelah itu perkenalan para peserta PA dan alumni resmaepala. Pas perkenalan itu juga disuruh menyebutkan seorang artis yang pengen dinikahin. Ehm saya bingung, sejujurnya saya tidak mau jika nikah dengan artis. Mending saya nikahnya sama kamu aja deh, hihii :3 Oiya, pas perkenalan, celana trainingku bolong sekitar 3 mm lho gara-gara kena percikan api unggun-_-.
(foto saat
api unggun menyusul)
Nah setelah sudah
perkenalan semua, sebenarnya mau ada permainan truth or dare juga sih. Tapi berhubung hari sudah sangat larut,
maka truth or dare nya nggak jadi.
Dan acara penutup untuk hari ini adalah
bobok imut untuk menampung tenaga supaya kuat untuk perjalanan ke curug esok
hari.
***
Second Day
Karena saya bukan tipe orang yang mahir mendeskripsikan suatu tempat secara detail, maka pada hari kedua ini saya lebih banyak nge-share foto ketimbang cerita. Jadi kalau emang penasaran, yaa silakan saja ke sini :p
Saya bangun pukul lima. Dilanjutkan dengan sholat subuh. Kemudian foto-foto. Menikmati suasana alam yang diberikan Sang Pencipta. Menghirup segarnya udara pagi. Mendengarkan gemricik air. Aaah, subhanallah, indah banget deh pokoknya :)
Karena saya bukan tipe orang yang mahir mendeskripsikan suatu tempat secara detail, maka pada hari kedua ini saya lebih banyak nge-share foto ketimbang cerita. Jadi kalau emang penasaran, yaa silakan saja ke sini :p
Saya bangun pukul lima. Dilanjutkan dengan sholat subuh. Kemudian foto-foto. Menikmati suasana alam yang diberikan Sang Pencipta. Menghirup segarnya udara pagi. Mendengarkan gemricik air. Aaah, subhanallah, indah banget deh pokoknya :)
Setelah
foto-foto, kami langsung melakukan stretching.
Terus makan mie goyeng sama minum energen. Yang bikinin makan sama minum itu
anak resmaepala. Yang nyuci piring, gelas dan sendok juga anak resmaepala.
Pokoknya terima kasih deh buat resmaepala huehee :D
Setelah
perut terisi, kami pun segera melakukan persiapan. Menata barang-barang dan
merobohkan tenda. Mempersiapkan segalanya.
Wokaaay! Perjuangan
kami dimulai. Pertama, kami mengunjungi Curug Benowo. Kata teman resma saya, “Medannya
gampang kok.” Tapi menurut saya rutenya itu yaa lumayan. Yang pasti nyeberangi
sungai dan nglewati jembatan kayu. Terus jalannya itu naik turun. Musti
manjat-manjat dulu. Setelah sekitar setengah jam berjalan, alhamdulillah...sampai
juga di curug pertama. View nya keren.
Cipratan airnya ke mana-mana. Tapi kami sudah diberi tahu jangan di bawah air
terjunnya persis. Soalnya nanti takutnya kalau tiba-tiba ada batu atau benda
apapun yang jatuh. Kan nggak lucu kalau pas lagi seneng-seneng, eh, malah
ketimpa batu dari atas. Jadi, turuti saja nasehat para sesepuh.
Setelah
bernarsis ria di Benowo, kami langsung menuju ke Curug Lawe. Kami memilih jalan
tembus. Jadi, dari Curug Benowo itu langsung belok kanan. Duh tapi ternyata,
medannya itu tambah berat. Jalanan juga licin. Batuannya ada lumut dan airnya.
Kalau nggak hati-hati bisa kepleset. Padahal di sebelah kanan ada jurang. Yah
menurutku, pokoknya perjalanan ke Curug Lawe ini beneran perjuangan deh kalau
dari Curug Benowo. Jalannya itu kalau nggak naik banget ya turun banget. Saya
dan teman-teman sampai ngesot gitu kayak bermain plosotan awkawk. Di sini kami
juga ngelewati tanah yang gembur. Teman yang tepat berada di depan saya itu
sampe terpeleset nyaris masuk ke jurang. Saya yang di belakang otomatis takut
dan deg-degan. Bener-bener sport
jantung deh. Bingung harus gimana. Tapi untung ada kakak alumni yang membantu. Fiuuh,
alhamdulillah, untung enggak terjadi apa-apa.
Oiya, waktu
perjalanan ke Lawe itu juga ada pohon yang tumbang._. kami juga nglewati sungai
dan jembatan lagi. Aduh pokoknya ya gitudeh, rasakan saja sendiri. Apalagi
sambil membawa beban berat di punggung, susah deh untuk menjaga keseimbangan. Waktu
perjalanan ke Lawe itu kerasa lama bangeeeet. Tapi setelah sampai, perasaan pun
kembali lega. Walaupun Curug Lawe terkesan ‘nyeremin’ karena gelap, tapi tetep bisa menghilangkan lelah kok :D
Wokaay sudah puas. Saatnya pulang ke rumah. Eh tapi
masih tetep jalan lumayan jauh ding. Kaki saya sudah mulai gemetar lhoo. Sempet
mau jatuh ke jurang juga karena badan kurang seimbang. Mungkin juga faktor
kecapekan kali yaa :v
Yaudah, segitu dulu deh cerita dari saya, capek ngetik :p
Pokoknya buat orang Semarang maupun yang mau pergi ke Semarang dan memiliki jiwa petualang, jangan lupa buat mampir ke sini yaa. Saya jamin nggak bakal nyesel deh. Capek-capeknya bakal hilang seketika setelah memandang dan merasakan keindahan pesona Curug Benowo dan Curug Lawe. Eh tapi kalau ke sini jangan lupa juga buat ngajak saya lhooo hehehee :P
Pokoknya buat orang Semarang maupun yang mau pergi ke Semarang dan memiliki jiwa petualang, jangan lupa buat mampir ke sini yaa. Saya jamin nggak bakal nyesel deh. Capek-capeknya bakal hilang seketika setelah memandang dan merasakan keindahan pesona Curug Benowo dan Curug Lawe. Eh tapi kalau ke sini jangan lupa juga buat ngajak saya lhooo hehehee :P
fotonya kurang kak~
ReplyDeleteambil di sie dokumentasinya sana~ eh apa mau tak mintain ke adeknyaa :P
Deleteini resma angkatan brp dek?
ReplyDeleteangkatan 32-34 kak. ada alumni jg, tp saya kurang tau angkatan brp, soalnya saya bkn anggota resma. hehee.
DeleteWidih seru banget tuh bisa jalan-jalan sama teman-teman dan air terjunnya bikin pikiran fresh tuh kalau bisa menikmati keindahan alam di sana juga.
ReplyDeleteiya bener banget. bisa menikmati hasil karya-Nya. ayoo makanya mampir ke sini :D
Delete