Sebagian orang tidak sabar agar
segera sampai ke tempat tujuan. Namun sebagian orang lagi lebih senang untuk
melakukannya dengan santai dan menikmati perjalanan mereka.
Mungkin saya adalah orang yang
termasuk tipe kedua.
Jarak rumah saya ke sekolah
tidaklah dekat, sekitar 20 km. Perjalanan ke sekolah itu adalah rangkain dari
jalan kaki, naik angkot, naik bis, dicopet sama tukang copet, jalan kaki dan
kadang digoda sama mas-mas.
Di
perjalanan ini saya bertemu dengan banyak orang. Sifat orang-orang yang saya
temui di jalan pun berbeda-beda. Sebagai contoh saja adalah sopir angkot dan
bis. Ada sopir yang baik, yang membantu menaik turunkan barang bawaan. Ada
sopir yang suka berbohong, katanya tujuan ke tempat A, tapi penumpang hanya
diturunkan di tengah jalan.
Ada
sopir yang pelit, yang suka membawa kabur uang kembalian. Ada sopir yang ramah,
suka senyum dan suka melucu. Ada sopir yang judes. Serta ada juga sopir yang
suka marah-marah dan tidak sabar. Selalu mengebut dan tidak punya aturan kalau
menyetir, menyalip sana-sini tanpa peduli dengan kendaraan lain dan selalu saja
menekan klakson panjang.
Selain sopir, para penumpang
juga memiliki berbagai macam sifat. Pada suatu hari, saat berada di dalam
angkot, ada seorang ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik bertanya pada saya,