Pages

March 8, 2014

Waktu dan Uang, Pilih Mana?


Ada seorang teman yang pernah bertanya pada saya,

“Menurutmu uang sama waktu lebih penting yang mana?”

Sejujurnya sih saya bingung mau menjawab apa. Uang dan waktu sama esensialnya. Namun menurut saya lebih esensial waktu. Uang hilang bisa dicari lagi, tapi kalau waktu hilang tidak bisa dicari lagi. Dengan waktu kita bisa memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi dengan uang kita tidak bisa membeli waktu.

Kemudian dia tanya lagi,

“Terus kenapa banyak orang yang rela mengorbankan waktu berharganya demi mendapatkan uang?”

March 5, 2014

Mengenal Seseorang?


Apakah sesungguhnya kita benar-benar mengenal seseorang?
Dalam kehidupan, kita tak pernah lepas dengan seseorang, karena sejatinya kita memang tidak bisa jika hidup sendiri. Pertama kita hanya tahu nama atau mukanya saja. Kemudian kita berkenalan dan berteman dengannya. Kita mengenalinya, entah itu lewat dunia maya ataupun dunia nyata. Entah itu hanya lewat buku, surat kabar, jejaring sosial atau bahkan memang bertemu secara langsung.

Contohnya saja, kita mengetahui biografi tokoh-tokoh hebat. Kita mengetahui nama-nama Nabi beserta perjalanan hidupnya. Kita mengetahui siapa saja pahlawan yang berjuang di Indonesia. Kita kenal dengan berbagai teman di dunia maya, walaupun kita belum pernah bertemu dengan mereka. Ya, kita memang mengetahui dan berkenalan. Namun kita tidak benar-benar mengenalinya secara dekat. Karena kita memiliki kesempatan yang sangat langka untuk benar-benar bisa berinteraksi dan bertemu langsung dengan mereka.

Contoh yang lain, saya memiliki teman. Ia mengagumi seseorang. Lalu ia mencari tahu informasinya melalui internet atau biasa disebut dengan stalking. Ia bisa mengetahui dari mana asal orang tersebut, di mana orang tersebut tinggal, sudah memiliki pacar atau belum, dan lain sebagainya. Ia bisa tahu hampir semua tentang orang itu.

March 4, 2014

Carpe Diem, Seize The Day


One day, we wake up in the morning and feeling that this is a new day. There’s a great spirit there. We welcome it as a sense of gratitude for the day that is to come. We wish it was like this everyday, every single one of it.

But we must know, some mornings aren’t like that.

Sometimes, we just wanna lay in our bed. Holding on to the comfort of the blanket in the cold morning. Blame the new day that it’s a violent. Maybe we blame it because we’re so exhausted or maybe because the day doesn’t look awesome to pick up our activities. 

We all know too well, the world keeps on rolling. The morning and night will not last forever.  Leaving the old and welcoming the new. And with it, we are rolling too. Some days we’re on top and somedays we’re at the bottom. We have some better days and we have some worse days.  That's all the day we have never seen before and will never see again.

Sunrise Over Mount Bromo, East Java, 2010

March 3, 2014

Katanya, Perjalanan Itu Jauh



Sebagian orang tidak sabar agar segera sampai ke tempat tujuan. Namun sebagian orang lagi lebih senang untuk melakukannya dengan santai dan menikmati perjalanan mereka.

Mungkin saya adalah orang yang termasuk tipe kedua.

Jarak rumah saya ke sekolah tidaklah dekat, sekitar 20 km. Perjalanan ke sekolah itu adalah rangkain dari jalan kaki, naik angkot, naik bis, dicopet sama tukang copet, jalan kaki dan kadang digoda sama mas-mas.

Di perjalanan ini saya bertemu dengan banyak orang. Sifat orang-orang yang saya temui di jalan pun berbeda-beda. Sebagai contoh saja adalah sopir angkot dan bis. Ada sopir yang baik, yang membantu menaik turunkan barang bawaan. Ada sopir yang suka berbohong, katanya tujuan ke tempat A, tapi penumpang hanya diturunkan di tengah jalan.

Ada sopir yang pelit, yang suka membawa kabur uang kembalian. Ada sopir yang ramah, suka senyum dan suka melucu. Ada sopir yang judes. Serta ada juga sopir yang suka marah-marah dan tidak sabar. Selalu mengebut dan tidak punya aturan kalau menyetir, menyalip sana-sini tanpa peduli dengan kendaraan lain dan selalu saja menekan klakson panjang.

Selain sopir, para penumpang juga memiliki berbagai macam sifat. Pada suatu hari, saat berada di dalam angkot, ada seorang ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik bertanya pada saya,