Apakah sesungguhnya kita benar-benar mengenal seseorang?
Dalam kehidupan,
kita tak pernah lepas dengan seseorang, karena sejatinya kita memang tidak bisa
jika hidup sendiri. Pertama kita hanya tahu nama atau mukanya saja. Kemudian kita
berkenalan dan berteman dengannya. Kita mengenalinya, entah itu lewat dunia
maya ataupun dunia nyata. Entah itu hanya lewat buku, surat kabar, jejaring
sosial atau bahkan memang bertemu secara langsung.
Contohnya saja,
kita mengetahui biografi tokoh-tokoh hebat. Kita mengetahui nama-nama Nabi
beserta perjalanan hidupnya. Kita mengetahui siapa saja pahlawan yang berjuang
di Indonesia. Kita kenal dengan berbagai teman di dunia maya, walaupun kita
belum pernah bertemu dengan mereka. Ya, kita memang mengetahui dan berkenalan. Namun
kita tidak benar-benar mengenalinya secara dekat. Karena kita memiliki kesempatan
yang sangat langka untuk benar-benar bisa berinteraksi dan bertemu langsung
dengan mereka.
Contoh yang lain, saya memiliki teman. Ia
mengagumi seseorang. Lalu ia mencari tahu informasinya melalui internet atau biasa
disebut dengan stalking. Ia bisa mengetahui dari mana asal orang tersebut, di
mana orang tersebut tinggal, sudah memiliki pacar atau belum, dan lain
sebagainya. Ia bisa tahu hampir semua tentang orang itu.
Tapi sayangnya, orang tersebut tidak kenal siapa
teman saya. Teman saya mengenalinya namun tanpa pernah dikenal oleh orang
tersebut. Atau mungkin bisa jadi orang tersebut kenal dengan teman saya. Orang tersebut
mengetahui bahwa teman saya mengaguminya. Lebih menyenangkan lagi, kalau orang
tersebut juga mengagumi teman saya. Namun sedihnya, mereka belum pernah
bertemu. Mereka hanya sebatas mengetahui dan mengagumi melalui dunia maya. Apakah
rasa kagum mereka juga maya? Entahlah.
Contoh lain lagi, tentang teman saya lagi. Akhir-akhir ini
saya sedang mengamati dua orang teman di kelas, laki dan perempuan. Saat teman
perempuan saya duduk di depan, teman laki saya juga duduk di depan. Begitu seterusnya.
Selalu mengikuti tempat duduknya. Saya juga pernah membuka timeline twitter,
jam setengah dua pagi. Dan mereka sedang balas-balasan mention. Seperti layaknya
mereka memang sudah sangat akrab sejak kecil. Namun anehnya, saat berada di kelas mereka
jarang sekali berbicara. Mereka sepertinya hanya berbicara melalui telepon
genggam. Karena pada suatu hari ada salah satu teman saya yang memergoki mereka
sedang whatsappan.
Yah, memang. Sekalipun sudah berteman di jejaring
sosial sejak lama, sekalipun berada dalam satu lingkungan yang sama, bukan
jaminan orang-orang akan saling tersenyum dan menyapa saat bertemu di jalan.
Jangankan tersenyum dan menyapa, kadang menoleh
saja tidak mau.
Kita tahu, bahwa internet memang luar biasa. Jejaring
sosial bisa menghubungkan kita dengan berbagai macam manusia. Tapi rasanya agak aneh jika kita mengenal seseorang tanpa bertemu dan
berbicara secara langsung dengannya.
Dan pada akhirnya pun kita menyadari bahwa,
Pertemuan singkat dan sepatah kata yang terucap lebih bermakna daripada stalking berhari-hari di depan layar.
benar banget, foolowers gue banyak yg akrab bgt klw di twitter,
ReplyDeletetp sekalipun sudah berteman di jejaring sosial sejak lama, saling tersenyum dan menyapa saat bertemu di jalan aja gak pernah, malu kalii. :D
salam kenal ya, eh folback blog aku dong http://bloggustian.blogspot.com
hahaa nah kan sama dong berarti. di jalan juga malah kadang pura-pura gak kenal.
Deleteoke, ntar meluncur ke tkp~
secret admirer ya? kalo temen yang saling komen aja juga belum tentu kenal. kadang pas kopdar masing2 sibuk dengan teman dekatnya :D
ReplyDeleteya bisa dibilang secret admirer juga sih hehe. btw, saya belum pernah kopdar.
Deletemungkin karena gengsi untuk menyapa duluan. padahal lebih enak kalau kenal di dunia nyata. dunia maya telah mengubah segalanya
ReplyDeletehaduh ngapain juga harus gengsi :)
Delete"Pertemuan singkat dan sepatah kata yang terucap lebih bermakna daripada stalking berhari-hari di depan layar." setelah aku resapi kata-kata ini seharian ternyata benar. Suatu pertemua dengan sepatah kata meskipun cuma kata sapaan "hai, haloo" plus seulas senyuman tulus itu jauh lebih bernilai dibanding mantengin layar seharian :))
ReplyDeleteTapi kenyataannya, di twitter akrab pas ketemu jadi malu-malu, yg ada cuma senyum-senyum doang, senyuman JAIM. JAIM WONG. :)
wih meresapinya lama banget, sampai seharian gitu.
Deleteitu baim wong mas haha.
Saya suka banget sama kata terakhirnya > Pertemuan singkat dan sepatah kata yang terucap lebih bermakna daripada stalking berhari-hari di depan layar.
ReplyDeletesaya juga suka kalimat itu :)
Deletewah kata-kata penutupnya pas banget buat aku..
ReplyDeleteaku kagum sama temen sekelas sendiri, dan suka ngepoin teelnya, eh pas ketemu di kelas gak berani nyapa :D
wah banyak juga ternyata yang kayak gitu. ya disapa dong mbak, si masnya. hihihi :D
Delete