Berawal dari sebuah perkenalan. Sang Waktu
menghadirkan fragmen yang tidak terduga. Sebongkah perasaan yang tertahan
setelah jarak memisahkan. Dia yang mempertemukanku dengannya, dan aku tak ingin
kamu hilang ditelan kelam.
Puluh ribuan jam yang lalu. Sebuah kalimat pasti
pernah terucap dari bibirmu. Dan hingga saat inipun aku masih mengingat dengan
jelas apa yang kamu katakan. Aku sangat bahagia mendengar dan merasakan kalimatmu
itu. Sayang sekali, itu hanya dulu.
Sekarang, malam ini sangat sunyi. Bulan dan bintang-bintang
membisu. Hanya nyanyian jangkrik yang menemani. Aku terlempar ke masa lalu,
bertemu lagi dengan sosok yang mirip sepertimu. Aku kira ini hanya umpama.
Ternyata aku salah. Sosoknya nyata, bukan maya.
Pria itu hampir sama sepertimu. Tapi menurutku dia
lebih dewasa darimu. Tutur kata dan tindak tanduknya sopan. Tahukah kamu? Ia adalah
bintang yang selalu membangkitkanku. Memberi motivasi tentang bagaimana meraih
impianku, yang mungkin dulu pernah pudar karenamu. Tentang banyak hal yang
harus aku syukuri. Tentang semuanya. Ya, aku sangat senang bisa menjalin
keakraban dengannya. Karena dia, aku bisa selalu belajar tentang arti sebuah irama
kehidupan
Salahkah jika saat ini aku membandingkanmu dengannya?
Dapatkah pandang menggoyah obsesi dan mata menggantikan hati? Bagaimana jika
ini semua terjadi?
Maaf, aku tidak ingin mundur ke belakang. Aku hanya
ingin menengok dan tersenyum padamu. Mempelajari jejak dan langkahku dahulu.
Dan kini, hanya siluet tubuhmu yang mampir di retinaku.
Ya sudah. Sepertinya itu saja yang ingin aku sampaikan
padamu. Selamat malam.
Keren banget ini entry:)
ReplyDelete