Pages

November 3, 2018

Rehat


"Kita butuh rehat," ucapmu.

Aku terdiam, tidak menghiraukan. Kedua mataku malah menatap kosong gedung di ujung sana.

"Gimana menurutmu?" kamu lanjut bertanya.

"Gimana apanya?" tanyaku balik, berpura-pura tidak mengetahui arah perbincanganmu.

"Aku menyelesaikan urusanku dan kamu juga menyelesaikan urusanmu. Setelah itu, baru kita kembali lagi. Nah, di waktu penantian itu, pilihan kita cuma dua: menjaga hati atau mencari orang lain. Gimana?"

Aku sedang berpikir, dan tiba-tiba mataku berkaca-kaca.

Ah, sial! Umpatku dalam hati.
Kenapa mataku harus basah, sih? Gerutuku tak kalah kesalnya.

"Sebentar ya, aku kebelet. Mau ke kamar mandi dulu," jawabku agak berbohong untuk mengalihkan pembicaraan.

Aku langsung berbalik badan dan berjalan cepat menuju kamar mandi yang berada di dalam perpustakaan. Aku menuju ke wastafel dan cepat-cepat kuseka air mataku. Di dalam cermin, aku melihat diriku. Lusuh sekali. Seperti gelandangaan yang tidak mandi selama satu minggu.

Aku menegakkan badan, kemudian menarik napas panjang. Aku tersenyum sambil mengucap lirih, "Kamu cantik! Kamu kuat! Kamu nggak boleh nangis!"

Aku pun kembali menemuimu. Melupakan pertanyaanmu.

"Udah maghrib tuh. Sholat terus makan yuk!" ajakku.

"Engga ah. Jawab dulu pertanyaanku."

"Iya. Kalau kamu maunya gitu ya gapapa kok. Aku bakal nunggu," jawabku dengan pasrah, "Udah ah, kita jalan yuk! Keburu waktunya habis. Nanti aku ketinggalan kereta."

"Baiklah. Yuk!" kamu sepertinya terpaksa mengiyakan.

Lalu, kita pun sama-sama beranjak pergi, meninggalkan segala cerita.
Aku berdoa, biarkanlah semesta yang bekerja.

2 comments:

Sampaikan komentar kamu :D