Pages

July 18, 2013

(lagi-lagi) Tentang Impian


Sudah satu tahun aku berada di SMA ini. Waktu terbang bebas begitu cepat. Sepertinya kemarin aku baru saja mendaftar di sini. Baru saja mengikuti MOS. Baru saja berkenalan dengan guru-guru dan teman-teman baru. Tetapi sekarang aku sudah kelas XI. Selanjutnya akan naik juga ke kelas XII.
Pertanyaanku, bagaimana rasanya jika kamu sedang berada pada masa SMA-- masa yang kata orang-orang paling indah? Apa yang sudah kamu lakukan selama tiga tahun itu? Bagaimana keadaanmu saat memasuki masa akhir di kelas XII? Apakah kamu sudah ada jawaban ketika beberapa orang bertanya,
"Besok mau nglanjutin kuliah di mana?"

"Ngambil jurusan apa?"

"Emangnya impian mau jadi apa sih?"

Apakah yang ada di pikiranmu saat pertanyaan itu terlontar dari mulut mereka? Masihkah kamu terdiam membisu dan tidak tahu harus menjawab apa?
Sebenarnya impian itu apa? Kenapa banyak orang yang bertanya padaku tentang impian? Apakah impian sangat penting bagi kita? Dan kalau memang impian itu sudah tercapai semua, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Apakah harus bermimpi lagi atau hanya stagnan pada impian yang sudah kita capai? Bagaimana jika seseorang belum memiliki impian? Apakah mereka akan selalu sengsara di hidupnya?
***
Tiga minggu lalu, tanggal 22-23 Juni 2013  kakak-kakak OSIS dan MPK mengadakan Latihan Pengembangan Keorganisasian (LPK). LPK ini diikuti oleh kelas X yang mengikuti organisasi, seperti OSIS, MPK, PMR, DA, Instruktur dan Resmaepala. Karena aku termasuk anggota MPK dan PMR, maka aku ikut LPK ini.
Salah satu acara pada kegiatan tersebut adalah seminar tentang Leadership and Entrepreneurship. Ini adalah acara yang paling aku sukai. Di sini kami diajarkan bagaimana cara menjadi pemimpin yang hebat dan pengusaha yang sukses.
Di tengah penjelasan, tiba-tiba pembicara bertanya apa saja impian kami. Pertanyaan yang tidak asing bagi telingaku. Pertanyaan yang selalu membingungkan, membuatku takut terhadap masa depan. Beliau menyuruh kami menuliskan impian-impian kami setelah lulus SMA di atas sesobek kertas. Kemudian beliau menunjuk beberapa dari kami untuk membacakannya. Aku berharap beliau tidak menunjukku karena aku belum tahu apa impianku! Payah memang! Sudah hidup di dunia selama 16 tahun tetapi belum memiliki impian. Seperti mendayung perahu di tengah laut tanpa arah dan tujuan. Kemudian diterjang badai dan ombak hingga pada akhirnya tenggelam entah hilang di mana.
Beliau tetap menyuruhku untuk membacakan impianku. Yah, mau tidak mau aku harus mau. Harus memiliki impian agar hidupku lebih bermakna. Tak kusangka. Tak kuduga. Aku mengucapkan banyak sekali list impian dengan sangat lancar, padahal aku tidak menulisnya di sesobek kertas. Ternyata banyak juga impianku, pikirku.
Kemudian setelah aku sampai di rumah, aku bertanya-tanya lagi. Apakah ini memang benar impianku atau hanya ikut-ikutan orang saja? Jika memang ini impianku, apakah aku bisa mendapatkannya? Apa saja yang harus aku lakukan untuk meraih impianku tersebut?
Ah sudahlah. Aku benar-benar pusing jika berbicara tentang impian. Semoga suatu saat nanti aku bisa meraih impian-impianku. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan komentar kamu :D