Di penghujung akhir Juni, malam
pun masih terasa sunyi. Hanya terdengar jeritan jangkrik dan katak. Ayah dan
ibu serta adik-adik juga sudah tidur dengan lelapnya. Bingung juga ingin
melakukan apa. Acara tv juga tidak ada yang menarik. Hanya sinetron-sinetron
yang tidak jelas bagaimana alur kisahnya. Ya sudahlah, kuputuskan untuk
merebahkan badan saja. Mengambil telepon genggam dan membukanya. Terdapat 3 sms
dan 33 whatsapp. Jangan kaget, itu hanya whatsapp dari grup kelas dan satu lagi
dari sahabatku. Biasalah kalau grup kelas pasti ramai karena banyak anggotanya.
Done! Semua pesan sudah aku balas, kecuali yang grup kelas karena seringnya
yang berada di situ hanya anak laki-laki saja. Dan aku tidak paham dengan apa
yang mereka bahas.
Kemudian aku mengambil headset
yang berada di atas meja, memakainya dan langsung menuju music player. Lagu
pertama yang aku putar adalah Life is
Like a Boat. Kenapa memilih lagu ini? Jawabannya singkat, karena sesuai
dengan keadaanku sekarang. Coba saja hayati liriknya, pasti kau juga akan
menyukainya.
Nobody knows who I really am
I’ve never felt this empty
before
And if I ever need someone to
come along
Who’s gonna comfort me and keep
me strong?
We
are all rowing the boat of fate the waves keep on coming
And
we can’t escape
But
if we ever got lost on our way
The
waves will guide you through another day
Sambil
mendengarkan musik, aku membuka opera mini yang ada di telepon genggamku.
Membuka twitter » membaca timeline » membuka mention » stalking » close tab. Membuka facebook » membaca home
dan... wow, mataku terasa panas. Ada status salah satu teman yang menggunakan
bahasa kebun binatang. Dan ternyata dia adalah orang yang sama. Orang yang dulu
pernah dekat denganku, bahkan lebih dari sekadar teman. Dari dulu dia memang
sering memposting status yang kurang layak untuk diketahui oleh umum. Aku
ingat, ada beberapa orang yang pernah menyuruhku agar dia tidak memposting
status yang tidak perlu itu. Dan dulu aku mengurungkan niatku untuk
menasihatinya karena dia baru melakukannya sekali. Tapi kali ini aku ingin
membuatnya berubah menjadi lebih baik. Aku tidak ingin dia dibenci oleh
teman-temanku dan bahkan saudara-saudaraku hanya karena postingan statusnya.
Karena bagaimana pun aku pernah bersamanya, walau itu sudah dahulu kala.
Langsung saja aku me-minimize operamini dan kubuka new message. Sebenarnya aku ragu-ragu
melakukan ini. Aku takut dia salah paham. Aku tidak ingin dia menganggapku sok
menjadi guru baginya atau bagaimanalah. Ya tapi ini demi kebaikannya juga kan?
Memulai mengetik, delete, ketik lagi delete lagi dan seterusnya. Aku bingung
bagaimana menasihatinya. Finally, sending text message. And the report is....
delivered.
Oh tidak. Apa yang sudah aku
kirimkan padanya. Bagaimana jika dia membalas dengan tidak baik. Bagaimana jika
dia marah padaku. Bagaimana jika. Tidak lama kemudian ada pesan singkat masuk.
Ternyata, benar. Dia melontarkan kalimat yang tidak menyenangkan bagiku.
Sepertinya dia tersinggung dan marah. Balasan yang secara tidak langsung menyuruhku
untuk menjauhinya dan bahkan memusuhinya.
Dan... aku menitikkan air mata.
Aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Mengapa dia begitu marah padaku? Apakah
aku salah karena telah menasihatinya? Menyesal karena sudah menasihatinya?
Tidak. Membenci dia yang sepertinya egois? Tidak. Lantas mengapa? Tidak tahu.
Ada perasaan yang sulit untuk dijelaskan melalui tulisan ini.
Kau datang menggali kenangan
Menghidupkan rasa yang pernah ada
Karena aku masih mengingatmu
Masih menunggumu
Takkan berubah
Semua perbedaan membuat kita jauh
Jadikan malam semakin tak berarti
Aku ingin selalu berharap walaupun kau selalu tak ada di sini
Karena aku masih mengingatmu
Masih menunggumu
Takkan berubah
Karena kita masih terus berharap
Walau takkan mudah
Untuk bersama
Dalam
situasi seperti ini, lagu Drive - Karena Kita mengalun merdu di telingaku.
Melengkapi tangisanku saat ini. Dan seketika aku dilempar kembali ke masa
lampau. Masa bersamanya. Salah satu masa yang indah selama hidupku. Tapi,
mungkin sekarang aku harus mengubur perasaan itu.
Untukmu, jika kamu memang
menyuruhku untuk tidak berteman lagi, yasudah aku akan pergi. Tetapi walaupun
aku pergi, aku akan tetap mengawasimu dari jauh. Apakah kamu tahu? Hingga saat
ini aku masih belum bisa melupakanmu. Aku masih belum bisa membuka hati untuk
orang lain. Ingatlah ini. Di sini, walau dalam keadaan kau sedang membenciku,
aku masih tetap mencintaimu. Jika kau tetiba merindukanku, datanglah padaku.
Tenang saja, aku tidak akan membencimu. Aku hanya ingin berhenti untuk saling
menyakiti. See you there :')