Hai, rumahku (re: blogku)! Aku kembali lagi nih. Kangen gak sama aku?
Kangen dong pasti heuhe.
Alhamdulillah, aku sudah lulus. Dan sekarang, mau tidak mau aku
harus meninggalkan Bintaro. Kalau ada yang bertanya, "Sedih ga sih
ninggalin Bintaro?" Aku pasti akan jawab, "Iya, aku sedih. Sedih
banget."
"Kenapa?"
"Karena terlalu banyak sudut kenangan yang enggan untuk
dilupakan."
Dimulai dari kosanku, saksi bisuku untuk me-time ketika aku lelah
dengan riuhnya kehidupan di luar sana, tempatku menangis siang malam karena
rindu yang menggebu, dan tempatku belajar agar bisa survive hingga kelopak
mataku menjadi tebal karena tidak tidur.
Kemudian, keluar menuju Gang Jengkol, Kalimangso yang setiap Senin
malamnya selalu ada pasar kaget. Tempat ini selalu ramai, kecuali ketika musim
ujian. Sepi. Hanya beberapa mahasiswa yang datang. Warkop dan angkringan selalu
menjadi andalan di Gang Jengkol ini ketika sedang ingin makan murah dan enak. Maju sedikit ke Gang Pocong, Kalimangso. Kukira awalnya di situ banyak
pocongnya, ternyata bukan. Nama itu dibuat karena bentuk jalannya mirip pocong.
Walaupun tidak ada pocongnya, tetap aja merinding kalau lewat situ malam-malam.
Di jalan itu, pahaku pernah diraba dong sama orang yang sedikit ga waras. Huh!
Kesal!